Selasa, 30 Agustus 2016
Manfaat Air Putih untuk Kecantikan Wajah
Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa manfaat
mengonsumsi air putih yang cukup bagi perawatan kecantikan alami.
1. Melembabkan kulit
Minum air putih sesuai dengan
kebutuhan tubuh dapat mencegah terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah
terjadinya kulit kering dan menjaga kulit halus dan lembut. Hal ini merupakan
salah satu syarat agar Anda terlihat cantik berseri sepanjang hari dengan
terhindar dari kulit kering.
2. Mencegah keriput
Minum air putih yang cukup dapat
membuat kulit bebas dari kerutan dengan cara mempertahankan elastisitas kulit.
Kerutan kulit merupakan salah satu gangguan utama bagi kecantikan yang bisa
dihilangkan dengan langkah praktis setiap hari: mengonsumsi air putih.
3. Mencegah penuaan dini
Air putih merupakan obat terbaik
untuk menjaga kecantikan wajah agar tetap awet muda. Selain dapat melembabkan
kulit dan mencegah keriput. Air putih juga dapat menjaga kulit agar tetap
cantik dan bersinar.
4. Mengurangi jerawat
Air juga dapat membantu mengurangi
jerawat di wajah. Cara praktisnya adalah dengan merendam kain di dalam air
hangat kemudian digunakan untuk mengompres wajah. Kebiasaan ini akan membantu
membuka pori-pori kulit dan dapat menghilangkan kotoran penyumbat pori-pori
kulit yang dapat mengakibatkan timbulnya jerawat.
5. Membuat bibir indah
Bibir indah merupakan salah satu
yang dapat memberikan kecantikan bagi Anda. Minum air putih dapat bermanfaat
untuk menjaga bibir tetap indah dan lembut di mana air putih merupakan pelembab
alami untuk bibir.
6. Terapi Kulit
Air putih berkhasiat untuk
detoksifikasi dan mengencangkan kulit sehingga kecantikan wajah tetap terjaga
secara alami. Caranya dengan mengompres wajah dengan air hangat dan air dingin
secara bergantian.
Minggu, 01 Mei 2016
Ekstraksi Lemak Metode Sokletasi
1.
Defenisi Ekstraksi
Ekstraksi adalah penguraian zat zat berkhasiat atau zat
aktif dalam bagian tanaman, maupun hewan yang pada umumnya mengandung senyawa
senyawa yang mudah larut dalam pelarut organik. Pada umumnya zat aktif pada
tanaman dan hewan terdapat di dalam sel namun sel tanaman maupun sel hewan
memiliki yang berbeda sehingga diperlukan metode ekstraksi dan pelarut
tertentu dalam mengeksrtaknya.
Proses
terekstraknya zat aktif pada sel tanaman adalah pelarut organik akan menembus
dindidng sel dan masuk kadalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif
akan larut pada pelarut organic tersebut hingga terjadi perbedaan konsentrasi
antara larutan zat aktif didalam sel da pelarut organic diluar sel, maka
larutan terpakat akan didistribusi keluar sel dan prose ini terulang sampai
terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif dan diluar sel (team teaching matakuliah DDPA : 2012)
2.
Defenisi Sokletasi
Sokletasi
adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam sampel padat
dengan cara penyarian berulang – ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua
komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna. Pelarut ynag
digunakan pada umumnya adlah pelarut organik misalnya untuk ekstraksi lemak
adalah bencena, kloroform, dietil eter (eter) petrolium eter dll. Nama lain
yang digunakan sebagai pengganti sokletasi adalah pengekstrakan berulang–ulang (continous extraction) dari sampel pelarut. (Rini rahma yanti : 2012)
3.
Prinsip Sokletasi
Adapun
prinsip sokletasi yaitu Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang
didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan
ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang
tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan
dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak
melarutkan zat padat yang tidak diinginkan.(Chem edu 09 : 2011)
4.
Bagian Bagian Sokletasi
1.
Kondensor : sebagai pendingin, dan juga
untuk mempercepat proses pengembunan
2.
Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel
yang ingin diambil zatnya
3.
Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap,
bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan.
4.
Sifon : berfungsi sebagai perhitungan
siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka
hal ini dinamakan 1 siklus
5.
Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah
bagi sampel dan pelarutnya
6.
Hot plate : berfungsi sebagai pemanas
larutan
5.
Ekstraksi Lemak Metode Sokletsi
Sampel : Biji kelapa sawit
Pelarut : Eter
-
Car Kerja
- Masukkan sampel (biji kelapa sawit) ke dalam kertas saring thimble lalu masukkan ke dalam tabung ekstraktor
- Isi labu alas bulat (labu soklet) dengan pelarut (eter)
- Rangkai alat sokletasi dan jalankan air (dari bawah ke atas )
- Nyalakan hot plate
-
Proses Ekstraksi
Pelarut yang mendidih
akan menguap dan uap pelarut akan masuk ke dalam tabung besar. Uap pelarut yang
panas akan mengalami sublimasi (pengembunan) karena pada kondensor terjadi
pendinginan yang membuat uap sublimasi kembali ke fase cair dan menetes ke
sampel di mana tetesan pelarut (eter) akan mengekstraksi sampel (biji kelapa
sawit) dan akan melarutkan lemak yang ada ladalam sampel. Bila tetesan larutn
sari ynag terkumpul di tabung ekstraktor telah mencapai batas kapiler kecil
(sifon) larutan eter ynag telah mengandung lemak akan masuk ke dalam labu
soklet di mana proseskembali ke awal, yaitu uap larutan dalam soklet yang
mendidih akan masuk ke dalam tabung besar dan seterusnya. Proses pengembunan
hingga pengaliran disebut sebagai refluks
Minggu, 27 Maret 2016
Pemeriksaan ASTO
ASTO (Anti-Streptolysin Titer O) adalah suatu tes untuk mengukur titer
antibodi sebagai penanda apakah pernah terinfeksi dengan bakteri Streptococcus
beta hemolyticus. ASTO dinilai bermakna bila titernya > 200. Memang
biasanya bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi amandel atau farings. Yang
dikhawatirkan dengan peningkatan ASTO adalah dapat menimbulkan komplikasi ke
jantung dan ginjal. Kami menyarankan Anda untuk berkonsultasi mengenai hal ini
lebih lanjut ke dokter spesialis penyakit dalam. Kemungkinan dokter Anda
mencurigai penyakit jantung rematik. Untuk melakukan pemeriksaan ini,
Anda akan diminta untuk tidak makan maupun minum selama 6 jam
ASTO (
anti-streptolisin O) merupakan antibodi yang paling dikenal dan paling sering
digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi streptococcus. Lebih kurang 80 %
penderita demam reumatik / penyakit jantung reumatik akut menunjukkan kenaikkan
titer ASTO ini; bila dilakukan pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap streptococcus,
maka pada 95 % kasus demam reumatik / penyakit jantung reumatik didapatkan
peninggian atau lebih antibodi terhadap streptococcus.
Arti Hasil Pemeriksaan ASTO?
Hasil pemeriksaan yang negatif
berarti bahwa Anda tidak mengalami infeksi streptococcus akhir-akhir ini.
Dianjurkan agar Anda melakukan pemeriksaan ASTO ulangan dalam waktu 2-4 minggu
setelah pemeriksaan pertama, karena hasil pemeriksaan seringkali berubah
menjadi positif pada pemeriksaan kedua.
Hasil pemeriksaan ASTO yang positif
berarti bahwa Anda pernah mengalami infeksi streptococcus akhir-akhir ini,
walaupun Anda mungkin sama sekali tidak merasakan gejala apapun. Hasil
pemeriksaan ASTO akan tetap positif selama 2-4 bulan setelah infeksi terjadi.
Apa itu jantung rematik /demam
rematik( Asto Positif) ?
Penyakit demam rematik diawali
dengan infeksi bakteri Streptococcus beta-hemolyticus golongan A pada
kerongkongan. Infeksi ini menyebabkan penderita mengeluh nyeri kerongkongan dan
demam. Jika infeksi tidak segera diobati, bakteri Streptococcus yang ada
akan melakukan perlengketan yang kuat (adherence) di daerah sekitarnya dan
merangsang pengeluaran antibodi (Ig-G). Antibodi yang dihasilkan akan mengikat
kuman Streptococcus dan membentuk suatu kompleks
imun dan akan menyebar ke seluruh tubuh, terutama ke jantung, sendi, dan susunan saraf.
Diagnosa jantung rematik / demam
rematik ( Asto Positif ):
Diagnosa demam rematik/ melewati
beberapa fase dan manifestasi klinisnya kurang spesifik. fase awal: Penderita
biasanya mengalami keluhan yang tidak khas, seperti nyeri kerongkongan, demam,
kesulitan makan dan minum, lemas, sakit kepala, dan batuk. Pada fase ini,
kebanyakan penderita hanya didiagnosa mengalami penyakit flu atau amandel
(tonsilitis) dan biasanya diberikan obat-obat penurun panas dan penghilang rasa
sakit. Demam rematik mulai bisa diindikasikan jika penderita beberapa
minggu kemudian mengalami keluhan dengan keluhan yang lebih spesifik dan
serius, terutama yang berkaitan dengan sendi, jantung, dan saraf.
Demam Rematik bisa menyerang
Jantung, Syaraf dan sendi:
Demam Rematik pada jantung: kompleks
imun ini akan menimbulkan reaksi peradangan atau inflamasi yang bermanifestasi
sebagai peradangan otot jantung (myocarditis), peradangan lapisan jantung
(pericarditis), dan peradangan katup-katup jantung (valvulitis). Bila proses
penyebaran penyakit telah menyerang jantung, penderita akan mengalami kelainan
jantung (carditis), ditandai dengan batuk-batuk, kesulitan bernapas,
berdebar-debar, serta adanya tanda-tanda pembesaran jantung
Demam Rematik menyerang pada
sendi, Keluhan yang paling sering muncul pada fase ini adalah gangguan sendi
berupa rasa nyeri dan pembengkakan yang biasanya berpindah-pindah dari satu
sendi ke sendi lainnya (polyartritis migran), kesulitan menggerakkan sendi dan
berjalan.
Demam Rematik menyerang susunan
saraf, kelainan ini menyebabkan gangguan pergerakan dan kepribadian serta
psikologis berupa kepribadian yang agresif, depresi, dan obsessive-compulsive.
Jika Asto menyerang susunan saraf dan menimbulkan ketidakstabilan emosi,
gerakan-gerakan involunter tangan yang tidak teratur, kesulitan menulis dan
berbicara, kecemasan, dan perilaku agresif.
Patofisiologi demam rematik
Demam rematik adalah penyakit sistemik
yang mempengaruhi jaringan ikat peri-arteriol Hal ini diyakini disebabkan
oleh antibodi reaktivitas silang. Reaktivitas silang ini adalah reaksi
hipersensitivitas tipe II dan disebut mimikri molekuler. Biasanya, reaktif sel
B tetap anergik di pinggiran tanpa sel co-stimulasi T. Selama infeksi
Streptococcus, antigen presenting membantu sel dewasa seperti sel B menyajikan
antigen bakteri ke sel CD4-T yang berdiferensiasi menjadi sel-sel T2. Sel T2
Helper kemudian mengaktifkan sel B menjadi sel plasma dan menginduksi produksi
antibodi terhadap dinding sel Streptococcus. Namun antibodi juga dapat bereaksi
terhadap miokardium dan sendi, menghasilkan gejala demam rematik.
Streptococcus pyogenes Grup A memiliki
dinding sel yang terdiri dari polimer bercabang yang kadang-kadang mengandung
protein M yang sangat antigenik. Antibodi sistem kekebalan tubuh menghasilkan
terhadap protein M yang dapat menyeberangi bereaksi dengan jantung myosin
protein myofiber, glikogen otot jantung dan sel-sel otot polos pembuluh darah,
merangsang pelepasan sitokin dan kerusakan jaringan. Namun, satu-satunya reaksi
silang yang terbukti adalah dengan jaringan ikat perivaskular. Peradangan ini
terjadi melalui lampiran langsung komplemen dan Fc perekrutan
reseptor-dimediasi neutrofil dan makrofag. Badan Aschoff Karakteristik, terdiri
dari kolagen eosinophilic bengkak dikelilingi oleh limfosit dan makrofag dapat
dilihat pada cahaya mikroskop. Makrofag yang lebih besar dapat menjadi sel
Anitschkow atau Aschoff sel raksasa. Lesi katup rematik akut juga dapat
melibatkan reaksi imunitas seluler sebagai lesi ini terutama mengandung sel-sel
T-helper dan makrofag.
Pada demam rematik akut, lesi ini
dapat ditemukan di setiap lapisan jantung dan karenanya disebut pancarditis.
Peradangan dapat menyebabkan eksudat perikardial serofibrinous digambarkan
sebagai "roti-dan-mentega" perikarditis, yang biasanya sembuh tanpa
sisa gejala. Keterlibatan endocardium biasanya menghasilkan nekrosis fibrinoid
dan pembentukan veruka sepanjang garis penutupan katup jantung sisi kiri.
Proyeksi berkutil timbul dari deposisi, sedangkan lesi subendokard dapat
menyebabkan thickenings tidak teratur disebut MacCallum plak.
Uji Laboratoriom:
Diagnosa penyakit demam
rematik (ASTO) perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium, di antaranya berupa
pemeriksaan kadar LED (laju endap darah), CRP (C reaktive protein), dan ASTO
(anti-streptolysin titer O). Pemeriksaan tambahan lain yang dapat dilakukan
adalah pemeriksaan sinar X, EKG, dan echocardiography.
Penanganan
Penanganan demam rematik meliputi
menghilangkan penyebabnya yaitu kuman streptokokus, penanganan kompikasi pada
jantung, sendi dan saraf serta pemberian makanan yang bergizi untuk membantu
memulihkan tubuh. Demam rematik, rematik jantung ini dapat menyerang semua usia
meskipun kebanyakan ditemukan pada anak-anak usia 5-15 tahun. Penyakit ini
lebih sering terjadi di daerah permukiman yang padat dengan tingkat sanitasi
yang rendah, dan dapat menyerang laki-laki dan perempuan.
Pemeriksaan ASTO
Metode : Latex aglutinasi
Tujuan : Untuk mendeteksi adanya anti streptolysin O dalam
serum
Prinsip : Anti streptolysin O yang terdapat
dalam serum bila ditambah dengan reagen antige streptolysin O akan membentuk aglutinasi
Reagensia : - Latex reagen
-
Kontrol serum positif
-
Kontrol
serum negatif
-
Glycine
buffer ph. 8,2
Serum :
Serum
Alat :
- Slide kaca
-
Klinipet
dan Mikro pipet
-
Tabung
reaksi
-
Rak
tabung
-
Tangkai
pengaduk
-
Rotator
Prosedur : - Ambil
darah sebanyak 1,5 cc, diamkan dalam tabung reaksi selama beberapa
menit sampai darah membeku
- Setelah
darah membeku, sentrifius darah dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit untuk
mendapatkan serum
- Ambil
serum sebanyak 10 µl dengan klinipet dan mikro pipet dan teteskan di atas
permukaan slide sebanyak dua tetes bagian
- Teteskan
kembali latex reagen pada masing masing bagian pada permukaan slide kaca
sebanyak 10 µl, lalu homogenkan dengan tangkai pengaduk
-
Letakkan
di atas rotator selama 5 menit
- Tambahkan
kontrol positif pada tetesan satu dan tambahkan kontrol negatif pada tetesan
bagian dua
- Amati
adanya aglutinasi dengan indikasi adanya butir butiran putih di pinggiran
lingkaran dengan cairan berwarna benng di tegah tengah tetesan.
-
Amati
hasil dalam waktu 5 menit
Langganan:
Postingan (Atom)