div.redmenu{ background:#9A0000 url(https://lh3.googleusercontent.com/-zkvIc1a5Oqc/Uiv9v_LY_LI/AAAAAAAAGG0/_pQzW04tfXM/h120/bg1.gif); border:1px solid #000; font-size:0; } div.redmenu a{ display: inline-block; padding: 0 20px; background-image: url(https://lh3.googleusercontent.com/-V421OopKYKk/Uiv9wFXb3QI/AAAAAAAAGG8/elEEpjz9NRg/h108/bg.gif); color:#fff; text-decoration:none; font: bold 12px Arial; line-height: 32px; } div.redmenu a:hover, div.redmenu a.current{ background-position:0 -60px; } div.redmenu a.end{ width:2px; padding-left:0;padding-right:0; }

Kuning

Sabtu, 30 Januari 2016

Puisi : Sukacita di Samudera

Sukacita di Samudera

Tatkala pikirku terbang bersama angin
Aku mendengan suaramu mengalun syahdu di sanubari
Mengenalmu adalah hal terindah kini bagiku
Pun bersamamu, lebih indah lagi

Tatkala aku tersungkur dengan peluh peluh bilur
Kau datang membalut luka dengan sedemikiannya
Seolah menjadi mentari
Kini kau terbit menyemarakkan senyumku
Seperti pelukan mentari pagi pada embun malam yang dingin

Kini senyum di sudut bibir menjadi milikku kembali
Pun sukacita kian erat merangkulku
Terimakasih wahai sang perahu layar
 Yang telah menebarkah jala sukacita di samudera hati yang biru ini.

Minggu, 10 Januari 2016

Puisi : Rindu Tiada Bertepi

Bag fatamorgana engkau menghilang
Menghunus bahagiaku berbekaskan pilu
Bersama langkah kakiku yang hampir karam
Mencoba menepikah perahu rinduku di telaga pelukmu

Sayup-sayup pilu selalu menggelegarkan hatiku
Untuk sebuah rindu yang tak kunjung usai
Lemaskan kaki yang sebenarnya telah melumpuh
Ikat jiwa disaat sayap sayapku telah patah
Sembari berharap perahu rindu akan bertepi

Ingin rasanya terkubur saja
Jika itu tak mungkin
Aku ingin menjadi debu yang tertiup angin
Lalu menghilang tanpa jejak
\
Sebab tanpamu di sini
Bag siang tanpa mentari