Minggu, 27 Maret 2016
Pemeriksaan ASTO
ASTO (Anti-Streptolysin Titer O) adalah suatu tes untuk mengukur titer
antibodi sebagai penanda apakah pernah terinfeksi dengan bakteri Streptococcus
beta hemolyticus. ASTO dinilai bermakna bila titernya > 200. Memang
biasanya bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi amandel atau farings. Yang
dikhawatirkan dengan peningkatan ASTO adalah dapat menimbulkan komplikasi ke
jantung dan ginjal. Kami menyarankan Anda untuk berkonsultasi mengenai hal ini
lebih lanjut ke dokter spesialis penyakit dalam. Kemungkinan dokter Anda
mencurigai penyakit jantung rematik. Untuk melakukan pemeriksaan ini,
Anda akan diminta untuk tidak makan maupun minum selama 6 jam
ASTO (
anti-streptolisin O) merupakan antibodi yang paling dikenal dan paling sering
digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi streptococcus. Lebih kurang 80 %
penderita demam reumatik / penyakit jantung reumatik akut menunjukkan kenaikkan
titer ASTO ini; bila dilakukan pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap streptococcus,
maka pada 95 % kasus demam reumatik / penyakit jantung reumatik didapatkan
peninggian atau lebih antibodi terhadap streptococcus.
Arti Hasil Pemeriksaan ASTO?
Hasil pemeriksaan yang negatif
berarti bahwa Anda tidak mengalami infeksi streptococcus akhir-akhir ini.
Dianjurkan agar Anda melakukan pemeriksaan ASTO ulangan dalam waktu 2-4 minggu
setelah pemeriksaan pertama, karena hasil pemeriksaan seringkali berubah
menjadi positif pada pemeriksaan kedua.
Hasil pemeriksaan ASTO yang positif
berarti bahwa Anda pernah mengalami infeksi streptococcus akhir-akhir ini,
walaupun Anda mungkin sama sekali tidak merasakan gejala apapun. Hasil
pemeriksaan ASTO akan tetap positif selama 2-4 bulan setelah infeksi terjadi.
Apa itu jantung rematik /demam
rematik( Asto Positif) ?
Penyakit demam rematik diawali
dengan infeksi bakteri Streptococcus beta-hemolyticus golongan A pada
kerongkongan. Infeksi ini menyebabkan penderita mengeluh nyeri kerongkongan dan
demam. Jika infeksi tidak segera diobati, bakteri Streptococcus yang ada
akan melakukan perlengketan yang kuat (adherence) di daerah sekitarnya dan
merangsang pengeluaran antibodi (Ig-G). Antibodi yang dihasilkan akan mengikat
kuman Streptococcus dan membentuk suatu kompleks
imun dan akan menyebar ke seluruh tubuh, terutama ke jantung, sendi, dan susunan saraf.
Diagnosa jantung rematik / demam
rematik ( Asto Positif ):
Diagnosa demam rematik/ melewati
beberapa fase dan manifestasi klinisnya kurang spesifik. fase awal: Penderita
biasanya mengalami keluhan yang tidak khas, seperti nyeri kerongkongan, demam,
kesulitan makan dan minum, lemas, sakit kepala, dan batuk. Pada fase ini,
kebanyakan penderita hanya didiagnosa mengalami penyakit flu atau amandel
(tonsilitis) dan biasanya diberikan obat-obat penurun panas dan penghilang rasa
sakit. Demam rematik mulai bisa diindikasikan jika penderita beberapa
minggu kemudian mengalami keluhan dengan keluhan yang lebih spesifik dan
serius, terutama yang berkaitan dengan sendi, jantung, dan saraf.
Demam Rematik bisa menyerang
Jantung, Syaraf dan sendi:
Demam Rematik pada jantung: kompleks
imun ini akan menimbulkan reaksi peradangan atau inflamasi yang bermanifestasi
sebagai peradangan otot jantung (myocarditis), peradangan lapisan jantung
(pericarditis), dan peradangan katup-katup jantung (valvulitis). Bila proses
penyebaran penyakit telah menyerang jantung, penderita akan mengalami kelainan
jantung (carditis), ditandai dengan batuk-batuk, kesulitan bernapas,
berdebar-debar, serta adanya tanda-tanda pembesaran jantung
Demam Rematik menyerang pada
sendi, Keluhan yang paling sering muncul pada fase ini adalah gangguan sendi
berupa rasa nyeri dan pembengkakan yang biasanya berpindah-pindah dari satu
sendi ke sendi lainnya (polyartritis migran), kesulitan menggerakkan sendi dan
berjalan.
Demam Rematik menyerang susunan
saraf, kelainan ini menyebabkan gangguan pergerakan dan kepribadian serta
psikologis berupa kepribadian yang agresif, depresi, dan obsessive-compulsive.
Jika Asto menyerang susunan saraf dan menimbulkan ketidakstabilan emosi,
gerakan-gerakan involunter tangan yang tidak teratur, kesulitan menulis dan
berbicara, kecemasan, dan perilaku agresif.
Demam rematik adalah penyakit sistemik
yang mempengaruhi jaringan ikat peri-arteriol Hal ini diyakini disebabkan
oleh antibodi reaktivitas silang. Reaktivitas silang ini adalah reaksi
hipersensitivitas tipe II dan disebut mimikri molekuler. Biasanya, reaktif sel
B tetap anergik di pinggiran tanpa sel co-stimulasi T. Selama infeksi
Streptococcus, antigen presenting membantu sel dewasa seperti sel B menyajikan
antigen bakteri ke sel CD4-T yang berdiferensiasi menjadi sel-sel T2. Sel T2
Helper kemudian mengaktifkan sel B menjadi sel plasma dan menginduksi produksi
antibodi terhadap dinding sel Streptococcus. Namun antibodi juga dapat bereaksi
terhadap miokardium dan sendi, menghasilkan gejala demam rematik.
Streptococcus pyogenes Grup A memiliki
dinding sel yang terdiri dari polimer bercabang yang kadang-kadang mengandung
protein M yang sangat antigenik. Antibodi sistem kekebalan tubuh menghasilkan
terhadap protein M yang dapat menyeberangi bereaksi dengan jantung myosin
protein myofiber, glikogen otot jantung dan sel-sel otot polos pembuluh darah,
merangsang pelepasan sitokin dan kerusakan jaringan. Namun, satu-satunya reaksi
silang yang terbukti adalah dengan jaringan ikat perivaskular. Peradangan ini
terjadi melalui lampiran langsung komplemen dan Fc perekrutan
reseptor-dimediasi neutrofil dan makrofag. Badan Aschoff Karakteristik, terdiri
dari kolagen eosinophilic bengkak dikelilingi oleh limfosit dan makrofag dapat
dilihat pada cahaya mikroskop. Makrofag yang lebih besar dapat menjadi sel
Anitschkow atau Aschoff sel raksasa. Lesi katup rematik akut juga dapat
melibatkan reaksi imunitas seluler sebagai lesi ini terutama mengandung sel-sel
T-helper dan makrofag.
Pada demam rematik akut, lesi ini
dapat ditemukan di setiap lapisan jantung dan karenanya disebut pancarditis.
Peradangan dapat menyebabkan eksudat perikardial serofibrinous digambarkan
sebagai "roti-dan-mentega" perikarditis, yang biasanya sembuh tanpa
sisa gejala. Keterlibatan endocardium biasanya menghasilkan nekrosis fibrinoid
dan pembentukan veruka sepanjang garis penutupan katup jantung sisi kiri.
Proyeksi berkutil timbul dari deposisi, sedangkan lesi subendokard dapat
menyebabkan thickenings tidak teratur disebut MacCallum plak.
Uji Laboratoriom:
Diagnosa penyakit demam
rematik (ASTO) perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium, di antaranya berupa
pemeriksaan kadar LED (laju endap darah), CRP (C reaktive protein), dan ASTO
(anti-streptolysin titer O). Pemeriksaan tambahan lain yang dapat dilakukan
adalah pemeriksaan sinar X, EKG, dan echocardiography.
Penanganan
Penanganan demam rematik meliputi
menghilangkan penyebabnya yaitu kuman streptokokus, penanganan kompikasi pada
jantung, sendi dan saraf serta pemberian makanan yang bergizi untuk membantu
memulihkan tubuh. Demam rematik, rematik jantung ini dapat menyerang semua usia
meskipun kebanyakan ditemukan pada anak-anak usia 5-15 tahun. Penyakit ini
lebih sering terjadi di daerah permukiman yang padat dengan tingkat sanitasi
yang rendah, dan dapat menyerang laki-laki dan perempuan.
Pemeriksaan ASTO
Metode : Latex aglutinasi
Tujuan : Untuk mendeteksi adanya anti streptolysin O dalam
serum
Prinsip : Anti streptolysin O yang terdapat
dalam serum bila ditambah dengan reagen antige streptolysin O akan membentuk aglutinasi
Reagensia : - Latex reagen
-
Kontrol serum positif
-
Kontrol
serum negatif
-
Glycine
buffer ph. 8,2
Serum :
Serum
Alat :
- Slide kaca
-
Klinipet
dan Mikro pipet
-
Tabung
reaksi
-
Rak
tabung
-
Tangkai
pengaduk
-
Rotator
Prosedur : - Ambil
darah sebanyak 1,5 cc, diamkan dalam tabung reaksi selama beberapa
menit sampai darah membeku
- Setelah
darah membeku, sentrifius darah dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit untuk
mendapatkan serum
- Ambil
serum sebanyak 10 µl dengan klinipet dan mikro pipet dan teteskan di atas
permukaan slide sebanyak dua tetes bagian
- Teteskan
kembali latex reagen pada masing masing bagian pada permukaan slide kaca
sebanyak 10 µl, lalu homogenkan dengan tangkai pengaduk
-
Letakkan
di atas rotator selama 5 menit
- Tambahkan
kontrol positif pada tetesan satu dan tambahkan kontrol negatif pada tetesan
bagian dua
- Amati
adanya aglutinasi dengan indikasi adanya butir butiran putih di pinggiran
lingkaran dengan cairan berwarna benng di tegah tengah tetesan.
-
Amati
hasil dalam waktu 5 menit
Senin, 21 Maret 2016
Pemeriksaan Mikrobiologi Air Minum
Sulistia Ningsih Limbong
P07534014092
TENTANG AIR
1.
Jenis
Jenis Sumber Air
a.
Berdasarkan Letak
n Air Angkasa
Air yang merupakan hasil dari proses
penyubliman awan atau uap air
Karakteristik
•
Bersifat
soft water
•
Bakteriologisnya
lebih bagus tergantung pada tempat penampungan.
•
Melarutkan
Unsur yang terlarut di udara antara
lain : O2, CO2, N2, debu dan mineral lainnya
•
Kontak dgn CO2 H2CO3
(Hujan Asam)
Kontak dengan SO2 H2SO4
(Korosif)
Kontak dengan N2O5 H2NO4
(Korosif)
•
Besarnya
curah hujan merupakan patokan utama dalam perencanaan penyediaan air bersih
Contoh : Air Hujan
Air Hujan
•
Air
hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi air hujan ini tidak
mengandung kalsium.
•
Oleh
karena itu agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium
didalamnya.
n Air Permukaan
Air yang Berada diatas permukaan tanah
Karakteristik
•
Hard
water
•
Cukup
Mengandung mineral
•
Air
keruh dan kotor
•
Tempat
perkembangbiakan MH
•
Dipengaruhi
daerah yang dilewatinya
•
Mudah
terkontaminasi oleh aktifitas makhluk hidup
Contoh : Air Sungai, Danau, Waduk, rawa, dll
Air Sungai dan Danau
•
Menurut
asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang
mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau ini.
•
Kedua
sumber air ini sering juga disebut air permukaan.
•
Oleh
karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh
berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih
dahulu.
n Air Tanah
Air yang Berada di Bawah Permukaan Tanah
Karakteristik
•
Hard
water
•
Mengandung
Banyak mineral
•
Kualitas
fisik dan biologis lebih baik karena sudah mengalami penyaringan alamiah
•
Dipengaruhi
Kondisi geologis
Contoh : Air Sumur, mata air
Mata Air
•
Air
yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara
alamiah.
•
Oleh
karena itu air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat
dijadikan air minum langsung.
•
Tetapi
karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air
tersebut direbus dahulu sebelum diminum
Air Sumur Dangkal
•
Air
ini keluar dari dalam tanah maka juga disebut air tanah.
•
Air
berasal dari lapisan air didalam tanah yang dangkal.
•
Dalamnya
lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain
berbeda-beda.
•
Biasanya
berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah.
•
Air
sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari
permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminuM
Air Sumur Dalam
•
Air
ini berasal dari lapisan air kedua didalam tanah.
•
Dalamnya
dari permukaan tanah biasanya diatas 15 meter
•
Oleh
karena itu sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk
dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
b.
Berdasarkan terjadinya
n Sumber air alami
n Sumber air buatan
2.
Indikator
Bakteri dalam Air Minum
Koliform
Koliform tidak termasuk dalam taksonomi
bakteri namun hanya istilah untuk menyebutkan kelompok mikroorganisme yang
berada di air. Ciri-ciri bakteri
koliform adalah gram negatif, berbentuk batang, merupakan anaerob fakultatif yang
dapat memfermentasikan
laktosa
dengan pembentukkan asam dan gas pada suhu 35 °C selama 24-48 jam.
Memiliki enzim tambahan yaitu sitokrom oksidase dan beta-galaktosidase. Koliform dapat ditemukan di
saluran pencemaran hewan, tanah, atau secara alami pada sampel lingkungan.
Pada keadaan normal, koliform
terdapat di air dalam jumlah standar dan dapat diukur, namun bila terjadi
pencemaran air, jumlah koliform akan menjadi banyak dan dapat melebihi jumlah
bakteri patogen lain.[2]
Oleh karena itu, koliform dapat digunakan sebagai indikator pencemaran air.[2].
Jika terdapat bakteri koliform dalam air, belum tentu bakteri
patogen juga ada di air tersebut, namun jika bakteri
koliform terdapat dalam jumlah besar maka perlu diperiksa kembali
keberadaan bakteri patogen lain.[2]
Koliform tinja
Digunakan untuk mendeteksi
pencemaran tinja.
Merupakan bakteri termotoleran yang dapat beradaptasi
dengan cara stabilisasi protein pada suhu di saluran pencernaan. Koliform tinja dapat
melakukan fermentasi dengan menghasilkan asam dan gas pada suhu
44.5 °C. Koliform tinja memiliki korelasi yang kuat dengan pencemaran
tinja hewan berdarah panas. Untuk mendeteksi E.coli pada koliform tinja
secara lebih spesifik dapat digunakan enzim MUG yang aka[n berpendar dengan
sinar UV
Streptococcus Tinja - Enterococcus
Merupakan mikrobiota pada manusia dan
hewan. Contoh Streptococcus pada manusia adalah S. faecalis dan S.
faecium
Clostridium
Merupakan mikrobiota pada hewan
berdarah panas dan limbah. Sifatnya lebih stabil dibanding patogen dan memiliki spora sehingga
dapat digunakan untuk mendeteksi polusi yang terjadi di waktu lampau[1].
Pseudomonas
Digunakan sebagai indikator kolam
renang selain Staphylococcus aureus. Memiliki sifat tahan terhadap
desinfeksi kimiawi. Berpigmen pyocyanin dan dapat berpendar[1].
Bacteroides spp. dan Bifidobacteria spp.
Banyak ditemukan di feses 100
kali dibanding yang lain. Kedua bakteri ini sulit dideteksi karena bersifat
sangat anaerob dan dapat musnah bila terkena oksigen,
sehingga untuk mendeteksi perlu kondisi yang sangat anaerob pula.
Beberapa jenis Bacteroides spesifik pada manusia[1].
Indikator Virus
Terdapat empat kandidat
mikroorganisme yang digunakan sebagai indikator virus[1].
- Kolifage, yaitu baktriofage yang menginfeksi E.coli dan bakteri koliform lainnya. Bakteri yang diinfeksi tidak memiliki fili sehingga virus menempel langsung pada dinding selnya. Sifatnya tidak spesifik pada feses dan deteksi bergantung pada inangnya. Contohnya adalah myoviridae, podoviridae, dan siphoviridae.
- Kolifage jantan, yaitu colifage yang menginfeksi E.coli jantan (yang memilliki strain F+) sehingga dapat menghasilkan fili dan penempelan terjadi melalui reseptor fili. Bersifat spesifik pada feses. Contohnya adalah leviviridae
- Fage Bacteroides fragilis, bersifat spesifik feses manusia. Namun konsentrasinya sangat rendah sehingga belum dapat ditunjukkan spesifitasnya
- Fage Salmonella, terdapat pada feses manusia dan hewan. Digunakan untuk mengindikasi banyaknya bakteri Salmonella, namun konsentrasinya juga terlalu rendah[1].
Indikator Protozoa
Sesungguhnya tidak ada indikator
yang berlaku secara universal bagi parasit protozoa[1].
Indikator bergantung pada sumber air yang dugunakan pada suatu daerah tertentu.
Contoh yang telah diidentifikasi adalah indikasi menggunakan spora Clostridium
dan bakteri aerob termostabil[1].
Perbandingan standar air minum
menurut Amerika, Inggris, India dan Indonesia
No
|
Spesies
|
USA1
|
UK2
|
India3
|
RI4
|
Dampak5
|
Keterangan5
|
1
|
Cryptosporidium
|
0/100 ml
|
Infeksi
saluran pencernaan (diare, kejang dll)
|
Tercemar
limbah ekskresi hewan dan manusia
|
|||
2
|
Fecal
coliform dan E. coli
|
0/100 ml
|
0/100 ml
|
0/100 ml
|
0/100 ml
|
Beresiko
tinggi terhadap kesehatan anak dan manusia dengan sistem imun yang rendah,
infeksi saluran pencernaan (diare, kejang, mual, sakit kepala dll)
|
Tercemar
limbah ekskresi hewan dan manusia (tinja)
|
3
|
Giardia lamblia
|
0/100 ml
|
Infeksi
saluran pencernaan (diare, kejang dll
|
Tercemar
limbah ekskresi hewan dan manusia (tinja)
|
|||
4
|
Legionella
|
0/100 ml
|
Penyakit
Legionaire, tipe pneumonia
|
Ditemukan
pada air secara alamiah, berkembang pada saat pemanasan
|
|||
5
|
Total
coliform
|
0/100 ml
|
0/100 ml
|
0/100 ml
|
0/100 ml
|
Bakteri
yang berbahaya bagi kesehatan
|
Ditemukan
secara alamiah di lingkungan
|
6
|
Pseudomonas aeruginosa
|
0/100 ml
|
Lesi,
Meningitis,
|
Ditemukan
pada tinja, tanah, dan sampah.
|
|||
7
|
Clostridium perfringens(termasuk spora)
|
0/100 ml
|
-
|
Tercemar
limbah ekskresi hewan dan manusia (tinja)
|
|||
8
|
Enterocooci
|
0/100 ml
|
-
|
Tercemar tinja
manusia dan hewan
|
|||
9
|
Virus (enteric)
|
0/100 ml
|
Infeksi
saluran pencernaan (diare, kejang dll)
|
Tercemar
limbah ekskresi hewan dan manusia
|
3.
Syarat
Syarat Indikator Air
Untuk digunakan sebagai mikroorganisme indikator,
terdapat persyaratan yang harus dipenuhi oleh mikroorganisme tersebut,
kendati demikian, persyaratan ini tidak mutlak untuk dipenuhi seluruhnya,
tergantung kondisi yang ada. Syaratnya antara lain
- Dapat digunakan untuk berbagai jenis air
- Mikroorganisme harus muncul bila patogen enterik dan sumber polusi muncul
- Tidak ada di air yang terpolusi
- Mudah diisolasi, murah, mudah diidentifikasi, dan mudah dihitung
- Lebih banyak jumlahnya dan lebih tahan dibanding patogen
- Bukan merupakan patogen
- Tidak berkembang biak di air
- Merespon perlakuan dan kondisi lingkungan
- Kepadatan indikator harus berkaitan langsung dengan derajat polusi
- Menjadi bagian dari mikroflora dalam saluran pencernaan hewan berdarah panas
Langganan:
Postingan (Atom)